Senin, 21 Januari 2013

Macam-Macam Batik Indonesia



INDAHNYA BATIK, ASLI WARISAN BUDAYA INDONESIA

Corak dan motif batik Indonesia sendiri sangat banyak, ada yang merupakan motif asli dari nenek moyang bangsa kita dan ada juga yang merupakan akulturasi dengan bangsa lain.
Di bawah ini merupakan macam-macam batik yang terdapat di Indonesia:
1. Batik Kraton
batik paling awal dibuat


Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton.
Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang “biasa” seperti motif Parang Barong, Parang Rusak termasuk Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.
2. Batik Sudagaran


Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar.
Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan “berani” dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua.
Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.
3. Batik Petani


Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.
4. Batik Belanda


Warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Indonesia. Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana.
5. Batik Jawa Hokokai


Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam batik tulis yang disebut batik Hokokai. Motif dominan adalah bunga seperti bunga sakura dan krisan. Hampir semua batik Jawa Hokokai memakai latar belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif parang dan kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga padi.
Contoh Batik Tiap Daerah Di Indonesia :
1. Batik Yogyakarta

2. Batik Solo
jenis batik yang paling diminati wisatwan

3. Batik Banyumas

4. Batik Purwokerto

5. Batik Pekalongan

6. Batik Cirebon


Kota Cirebon dikenal dengan kerajinan batik tulisnya dengan salah satu motif yang paling dikenal adalah motif mega mendung. kain batik tulis ini sangat cocok digunakan sebagai suvernir maupun di pakai secara langsung sebagai busana
7. Batik Betawi

8. Batik Madura

9. Batik Kalimantan


Sebenernya ini bukan batik tapi coraknya bisa dibilang mirip batik lah. Di Kalimantan ga ada batik, namanya Kain Sasirangan (Prosesnya Penyelupan kain ke campuran warna) Jelas itu tidak sama dengan Batik yang notabene di canting yang terisi oleh lilin ..
10. Batik Papua

11. Batik Padang

12. Batik Aceh

13. Batik Bengkulu

14. Batik Bali

15. Batik lampung

16. Batik Toraja

17. Batik Palembang

18. Batik Jambi

19. Batik Indramayu

20. Batik Bojonegoro


Sejak lama Bojonegoro sangat kaya dengan motif batik. Beberapa motif di antaranya siap dipatenkan.
Motif batik asli Bojonegoro, mengambil tema dari budaya lokal yang cukup arif dan potensi Bojonegoro yang cukup terkenal.
Di antaranya motif Mliwis Putih, Sapi, Jagung, Kahyangan Api, Tembakau, Minyak, Wayang Tengul, Padi dan motif batik Jati. Hingga saat ini pasar produksi batik tersebut kini telah sampai di Singapura.
21. Batik Purbalingga


Sekilas memang mirip batik dari Banyumas, karena Purbalingga memang pernah saru karisidenan dengan Banyumas. Buat yang ngga tahu di mana itu Purbalingga, Purbalingga terletak di provinsi Jawa Tengah. Diebelah selatan dan barat berbatasan dengan Kabupaten Banyumas (Purwokerto). Sebelah timur dengan Kabupaten Banjarnegara dan sebelah utara dengan Kabupaten Pemalang.
22. Batik Garut

23. Batik Tegal


Batik Bali

Memang masih relatif baru, namun perkambangan industri batik diPulau Bali begitu pesat. Barangkali karena Bali menyimpan banyak potensi motif dan desain lokal. Ptluhan desain batik khas Bali telah lahir. Dari yang berharga murah hingga yang selangit. Sejauh ini, harga pasaran rata-rata batik tulis yang beredar di BaliBali yang berkualitas bagus berkisar antara Rp 350 ribu hingga Rp 2 juta. Tingginya harga tersebut karena batik-batik tersebut dibuat dari kain bermutu dan digambar langsung dengan tangan serta menggunakan bahan pewarna alami seperti yang dibuat oleh Ida Ayu Pidada (dengan merek “Batik Wong Bali”) atau oleh A.A. Inten Trisna Manuambari (dengan merek “Diamanta”).
Batik sendiri merupakan hasil kerajinan yang telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak berabad-abad lalu, khususnya di Jawa. Istilah “batik” konon berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “nitik”yang berarti membuat titik. Secara bebas, kata “batik” merujuk pada teknik pembuatan corak dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna berupa malam (wax), yang diaplikasikan di atas kain. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, dan wol. Jika ada kain batik yang pembuatan corak dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik di atas kain tersebut dinamakan kain bercorak batik, bukan kain batik. Kain macam itu biasanya dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak.
Di Bali, industri kerajinan batik dimulai sekitar dekade 1970-an. Industri tersebut dipelopori antara lain oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati – Gianyar, dengan teknik tenun-cap menggunakan alat tenun manual yang dikenal dengan sebutan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Kerapnya orang Bali mengenakan batik untuk berupacara –sebagai bahan kain maupun udeng (ikat kepala), mendorong industri batik di pulau ini terus berkembang dang maju. Kini di Bali telah tumbuh puluhan industri Batik yang menampilkan corak-corak khas Bali, juga corak-corak perpaduan Bali dengan luar Bali seperti Bali-Papua, Bali-Pekalongan, dan lain-lain.
TIPS MEMILIH KAIN BATIK

Di toko-toko kerajinan dan toko kain di Bali, banyak dijual kain batik dengan berbagai corak dan kualitas. Untuk memudahkan memilih agar sesuai antara uang yang kamu keluarkan dengan kualitas barang yang kamu dapatkan, kenalilah terlebih dahulu jenis-jenis batik yang ada. Sekali lagi, dari segi teknik pembuatannya, ada empat jenis kain batik yang dijual orang, yaitu: batik tulis, batik cap, batik kombinasi tulis-cap, batik printing, dan batik cabut (perpaduan teknik printing dan tulis).
Untuk mengetahui apakah sehelai kain batik yang kamu pegang merupakan batik tulis atau yang lain, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan antara lain:
* Motif pada batik tulis meskipun polanya sama tapi bentuknya tidak pernah sama persis (asimetris). Ada bagian yang lebih kecil atau lebih besar dari gambar yang lain.
* Aksen dalam setiap gambar tidak sama besarnya
* Motif batik tulis asli biasanya memiliki aroma yang khas, warna yang digunakan berasal dari kulit-kulit kayu, dan bahan alami lainnnya.
* Kain Mori yang dipakai biasanya lebih berat dibanding mori untuk jenis batik lainnya.
Motif Batik Bali


Bali menyimpan potensi motif dan desain lokal. Puluhan desain batik khas Bali telah lahir yang biasanya dikawinkan dengan motif batik yang ada dari berbagai wilayah di Tanah Air dan pengaruh motif China.
Batik Bali pun ditawarkan dengan harga bervariasi. Harga batik tulis berkualitas di Pulau Dewata berkisar antara Rp400 ribu hingga Rp3,5 juta per potong.
Tingginya harga tersebut karena batik-batik tersebut dibuat dari kain bermutu dan digambar langsung dengan tangan serta menggunakan bahan pewarna alami, seperti yang dibuat oleh Anak Agung Inten Trisna Manuambari dengan merek “Diamanta” atau Ida Ayu Pidada dengan label “Batik Wong Bali”.
AA Inten Trisna M, pengrajin batik Bali mengatakan, guna mempertahankan kualitas produknya itu, dirinya terus berupaya melakukan terobosan dengan membuat motif baru yang diperkirakan dapat diterima konsumen di pasaran.
“Biasanya untuk motif baru itu, saya menggabungkan atau mengawinkan motif khas Bali dengan yang berasal dari daerah lainnya di Indonesia, bahkan sampai luar negeri, seperti China,” kata wanita yang akrab disapa Gung Inten itu, di Denpasar,
Dia menjelaskan, perpaduan motif yang biasa dilakukannya adalah mengambil ornamen khas Pulau Dewata, seperti naga, rusa, burung bangau, dan kura-kura. Kemudian memadukan dengan motif dari daerah luar Bali yang biasanya berbentuk flora.
Menurut dia, untuk mewujudkan itu bukanlah hal yang mudah karena perlu waktu dan pengorbanan material bahan baku yang digunakan saat melakukan percobaan-percobaan guna mendapatkan motif dan warna baru tersebut.
Gung Inten mengakui, setiap melakukan percobaan tidak selalu berhasil. Bahkan, dia harus merelakan beberapa karung bahan baku terbuang dengan percuma.
Akan tetapi, tambah dia, dengan percobaan itu terkadang muncul hasil yang memuaskan sehingga produknya itu banyak digemari oleh masyarakat Bali dan kalangan wisatawan domestik.
“Saat ini selain motif, saya juga bermain pada warna yang lebih menonjolkan corak alam. Warna alam itu dipilih karena terkesan lebih halus, dan hasilnya pun banyak penggemarnya sehingga sekarang menjadi tren batik tulis khas Bali,”.
Bukti Kenaikan Penjualan Batik

Sejak diresmikan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) penjualan batik menjadi meningkat dengan signifikan, yang dibuktikan dengan adanya penelitian dari UGM yang menyatakan bahwa penjualan batikdapat mencapai 1 trilyun lebih per tahun. Pningkatan pejualan ini juga dapat dilihat dari kenaikan jumlah pengrajin batik yang di akui oleh UNESCO tercatat jika sebelumnya perajin berjumlah 272 perajin batik dan terus bertambah hingga kini bahkan di beberapa daerah penghasil batik perajinnya tidak hanya memproduksi kain batik namun juga memproduksi produk lain seperti sandal batik, , sepatu batik, dan lukisan yang bertemakan batik
FAKTOR PENDUKUNG KENAIKAN PENJUALAN BATIK

Kalau saja masyarakat kita sering menggunakan batik maka dengan otomatis orang asing baik yang ada di Indonesia bahkan sekalipun yang ada di luar akan mengikuti menggunakan batik sehingga perajin pun akan mendapat keuntungan. Ini menjelaskan bahwa gerakan pariwisata yang gencar mempromosikan batik akan mempengaruhh masyarakat dan wisatawan untuk membeli batik. Yang pada akhirnya batik akan dan harus bisa menjadi sarana kesejahteraan masyarakat karna menjadi komoditi kebudayaan yang utama.
Sejarah Batik Kalimantan

Menurut sahibul-hikayat, Batik kalimantan pertama kali dibuat tatkala Patih Lambung Mangkurat bertapa selama 40 hari 40 malam di atas rakit balarut banyu. Menjelang akhir tapanya, rakit tersebut tiba di daerah Rantau Kota Bagantung. Tiba-tiba, dari seonggok buih di hadapannya, terdengar suara seorang wanita. Wanita yang kemudian dipastikan sebagai Putri Junjung Buih, yang kelak menjadi Raja di Banua ini.
Namun, sang Putri baru akan muncul ke permukaan jika syarat-syarat yang diminta dipenuhi yaitu sebuah Istana Batung beserta dengan kain yang harus selesai dibuat dalam satu hari. Kain itu pun bukan kain sembarangan melainkan kain yang ditenun dan dicalap (diwarnai) oleh 40 orang putri dengan motif wadi atau padiwaringin. Dari situlah Kain Calapan/Sasirangan atau batik kalimantan pertama kali dibuat.
BAHAN-BAHAN PEMBUAT BATIK KALIMANTAN
Bahan utama Batik Kalimantan yang banyak digunakan adalah kain dari serat kapas (katun). Karena, pembuatan kain celup ikat masih sejalan dengan proses celup rintang lainnya seperti halnya batik dan tekstil adat. Saat ini, pengembangan bahan baku sudah cukup meningkat dengan penganekaragaman bahan baku non kapas; seperti polyester, rayon, sutera, dan lain-lain.
Corak atau Motif Batik Kalimantan
Corak atau motif batik Kalimantan diperoleh dari teknik penjahitan dan ikatan, yang ditentukan oleh beberapa faktor. Selain dari komposisi warna dan efek yang timbul, juga dari jenis benang atau jenis bahan pengikat.
Dengan mengkombinasikan motif dan corak asli yang satu dengan yang lainnya, maka Sasirangan makin menarik dan kelihatan modern. Selain itu, motif-motif tersebut dimodifikasi oleh para pengrajin, sehingga dapat menciptakan motif yang sangat indah dan modern namun tidak meninggalkan ciri khasnya.
Motif Unggulan nya adalah sebagai berikut:
>Iris Pudak
`
>Bayam Raja
>Kulit Kurikit
>Ombak Sinapur Karang
>Bintang Bahambur
>Sari Gading
>Kulit Kayu
>Naga Balimbur
>Jajumputan
>Turun Dayang
>Kambang Tampuk Manggis
>Daun Jaruju
>Kangkung Kaombakan
>Sisik Tanggiling
>Kambang Tanjung
Sejarah Batik Cirebon

Sejarah Batik di Cirebon terkait erat dengan proses asimilasi atau pertukaran budaya serta tradisi religius. Itu terjadi sejak Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di Cirebon pada abad ke-16.
Menurut para budayawan, sejarah Batik Cirebon berawal ketika Pelabuhan Muara Jati (kini disebut Cirebon) dijadikan tempat persinggahan para pedagang asing seperti dari Tiongkok, Arab, Persia dan India. Masuknya para pedagang asing ini kemudian menciptakan asimilasi dan akulturasi beragam budaya dan menghasilkan banyak tradisi baru seperti batik Cirebon.
Batik Trusmi lahir atas karya dari seorang pemuka agama Islam, Ki Buyut Trusmi. Awalnya Ki Buyut Trusmi  bersama-sama Sunan Gunung Jati, menyebarkan Agama Islam di kawasan desa Trusmi. Sambil mengajarkan agama ia juga mengajari ketrampilan membatik kepada penduduk setempat,  sehingga kawasan Desa Trusmi ini terkenal dengan Kampung Batik.
MOTIF  BATIK CIREBON
Motif batik mega mendung merupakan salah satu contoh motifBatik Cirebon yang banyak dipengaruhi oleh kebubudayaan dari China. Garis-garis awan dalam motif mega mendung diadaptasi dari motif China. Meski demikian, motif mega mendung ala Cirebon memiliki ciri khas tersendiri yakni bentuk garis-garis awan yang berbentuk lonjong, lancip dan segitiga yang berbeda dengan garis awan motif China yang umumnya berbentuk bulatan.
Motif batik paksi naga liman. Sama dengan mega mendung karena batik ini juga masih dipengaruhi oleh budaya China. yang membedakannya adalah motif paksi naga liman juga memeroleh pengaruh yang cukup kuat dari budaya Islam dan India. Hal itu terbukti dari corak motif yang menggambarkan peperangan antara kebaikan melawan kejahatan dalam mencapai kemakmuran
Warna-warna Batik Cirebon klasik umumnya didominasi warna kuning, hitam dengan warna dasar krem. Dan sebagian lagi berwarna merah tua, biru, hitam dengan warna dasar kain krem atau gading.
Perbedaan Batik Cirebon dengan Batik Pesisir Lain
Batik Cirebon merupakan salah satu batik pesisir namun sedikit berbeda, karena dipengaruhi oleh karakter penduduk pesisir pantai utara pulau Jawa yaitu memiliki jiwa yang terbuka dan mudah untuk menerima pengaruh asing. Didaerah pelabuhan biasanya banyak pedagang asing yang singgah hingga akhirnya tercipta akulturasi melalui pernikahan dengan penduduk lokal. Batik Cirebon pesisir cenderung lebih banyak menerima pengaruh dari luar. Hal itu tampak jelas dari warna-warnanya yang lebih atraktif dan beraneka macam warna dan corak.



Batij Solo
Solo adalah merupakan salah satu kota yang terkenal untuk wisata kain batik di Indonesia.Dengan slogan SOLO the Spirit of Java. Solo bertekad terus menjaga dan melestarikan budaya jawa yaitu batik. Kota Solo memiliki banyak sentra industri batik sehingga wisata batik bisa dilakukan di banyak tempat di kota Solo. Beberapa diantaranya adalah wisata batik Kampung Kauman, wisata batik Kampung Laweyan, wisata batik Museum Galeri Batik Kuno Danar Hadi, Pasar Klewer dan PGS.Brbagai macam batik dapat di temukan di sini.
MOTIF BATIK SOLO YANG TERKENAL
Batik Solo terkenal karena memiliki corak dan pola tradisionalnya,baik dalam proses pembutan batik cap atau pun batik tulis. Bahan-bahan pewarna yang digunakan untuk pewarnaan masih banyak menggunakan bahan-bahan sederhana seperti soga Jawa. Batik solo terkenal dengan pola atau motif Sidomukti dan Sidoluruh. Kekhasan batik Solo sudah mencapai mancanegara, bahkan sudah menjadi produk batik eksport unggulan. Batik solo merupakan batik yang banyak diminati oleh kebanyakan masyarakat modern saat ini, karena memeiliki corak dan warna yang unik serta beragam. Di Solo dikenal dua macam kain yang sudah tersohor, yaitu batik lurik dan batik kesultanan. Biasanya warna yang digunakan adalah warna biru yang melambangkan bumi, coklat yang melambangkan api, dan putih yang melambangkan udara dan air.
Sejarah Batik di Indonesia

Sejarah batik di Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran agama Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik di indonesia banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
pengertian batik
AWAL SEJARAH BATIK DI INDONESIA MENYEBAR
Kesenian batik di indonesia adalah kesenian menggambar di atas kain untuk bahan pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja di Indonesia zaman dulu. Awalnya batik di indonesia dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik di indonesia yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
bahan-bahan pembuatan batik di indonesia
Bahan Pewarna Batik Tradisional
bahan-bahan batik di indonesia menggunakan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.


Batik Indonesia
Batik Indonesia adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian tradisional yang bercorak khas Indonesia. Selain itu batik Indonesia bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan
Batik Asli Indonesia “Batik Pekalongan

Batik Pekalongan merupakan jenis batik pesisir yang memiliki banyak corak warna. Seperti batik khas pesisir daerah lainnya,ragam hias dan corak nya bersifat naturalis. Jika dibandingkan dengan batik pesisir dari daerah lainnya Batik Pekalongan lebih banyak dipengaruhi oleh unsur budaya pendatang keturunan China dan Belanda. Motif Batik Pekalongansangat bebas, dan menarik, meskipun motifnya terkadang sama dengan batik dari Solo atau Yogya, namun seringkali dimodifikasi dengan variasi warna yang atraktif.

JANGKAUAN PASAR BATIK PEKALONGAN
Batik Pekalongan ini banyak dipasarkan di daerah sekitar Jawa  bahkan hingga ke daerah luar jawa, diantaranya Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Minahasa, hingga Makassar. Banyak dari pedagang batik di daerah tersebut memesan motif batik yang sesuai dengan selera masyarakat dan adat kebiasaan daerah masing-masing.
Keistimewaan Batik Pekalongan
Keistimewaan Batik Pekalongan adalah, para pembatiknya selalu mengikuti perkembangan zaman . Misalnya ketika masa pendudukan Jepang di Indonesia, mereka berinovasi membuat batik yang dinamakan ’Batik Jawa Hokokai’,yaitu batik dengan memiliki bentuk motif dan corak warna yang mirip dengan kimono dari Jepang. Pada umumnya batik jawa hokokai ini merupakan batik pagi-sore. Pada saat tahun enampuluhan pengrajin batik  juga membuat batik dengan nama tritura. Bahkan pada tahun 2005 yang lalu, beberapa saat setelah presiden SBY diangkat menjadi presiden muncul batik dengan motif “SBY” yaitu motif batik yang mirip dengan kain tenun ikat atau songket. Memang orang Pekalongan khususnya para pengrajin batik pekalongan tidak pernah kehabisan ide untuk membuat kreasi motif batik terbaru yang mengikuti perkembangan zaman



Tidak ada komentar:

Posting Komentar